SINOPSIS NOVEL LASKAR PELANGI

Cerita terjadi di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Ada 3 alasan mengapa para orangtua mendaftarkan anaknya di sekolah Muhammadiyah. Pertama, karena sekolah Muhammadiyah tidak menetapkan iuran dalam bentuk apa pun, para orangtua hanya menyumbang sukarela semampu mereka. Kedua, karena firasat, anak-anak mereka dianggap memiliki karakter yang mudah disesatkan iblis sehingga sejak usia muda harus mendapatkan pendadaran Islam yang tangguh. Ketiga, karena anaknya memang tidak diterima di sekolah mana pun.
Mulai dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!
Laskar Pelangi memiliki 10 orang anggota pada awalnya, namun menjadi 11 orang ketika Flo datang. Flo dulunya bersekolah di sekolah PN (Perusahaan Negara) milik PN Timah. PN Timah adalah sebuah perusahaan yang paling berpengaruh di Belitong, karena timah merupakan denyut nadi pulau Belitong. Flo seorang gadis dengan postur tubuh tinggi-rata-tomboy adalah seorang gadis yang nakal, tidak seperti anggota Laskar Pelangi yang lainnya, Flo berasal dari keluarga yang berkelimpahan harta. Floriana yang merupakan anak bungsu dari keluarganya, tidak suka menerima dirinya sebagai perempuan mungkin karena Flo adalah anak perempuan satu-satunya di keluarganya. Floriana memiliki ketertarikan yang sama seperti Mahar dalam Metafisika.
Mahar merupakan salah satu anggota Laskar Pelangi selain Trapani, Syahdan, Harun, Borek, Kucai, A Kiong, Sahara, Lintang dan Ikal. Mahar seorang anak laki-laki yang tampan seperti halnya Trapani dan pintar seperti halnya Lintang. Mahar seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus dengan menjadi koreografer dalam koreografi massal suku Masai dari Afrika, yang dibuatnya. Mahar adalah seniman yang hidup di antara orang yang tidak mengerti arti seni, sehingga kadang kala di dalam anggota Laskar Pelangi-Mahar sering dianggap ââ‚Å“gilaâ₝. Walaupun begitu tetap ada yang memandang tinggi Mahar, ialah A Kiong.
A Kiong selalu percaya dengan hal-hal yang diceritakan oleh Mahar. A Kiong selalu berdebat dengan Sahara. Sahara adalah seorang gadis berjilbab dan keras kepala. Sahara sering mendengarkan Harun, seorang anak kecil yang terperangkap di tubuh orang dewasa yang selalu menceritakan tentang kucingnya yang berbelang tiga, melahirkan anak tiga, semua anaknya berbelang tiga.
Lain halnya dengan Syahdan, salah satu pejuang yang bercita-cita menjadi seorang aktor. Syahdan adalah anak yang selalu menerima perintah, terasing, serta kambing hitam dalam setiap akar persoalan. Lalu ada Trapani, seorang anak yang hidup tanpa kehadiran seorang ayah, Trapani hanya hidup bersama ibunya. Trapani dan ibunya hampir sama seperti halnya amplop dan perangko yang sulit dipisahkan.
Ada pula Borek yang sebutannya Samson, adalah seorang anak laki-laki bertubuh tinggi dan besar. Samson memiliki obsesi untuk memiliki tubuh yang macho dan gagah, hal itu diawali dengan pertemuannya dengan sebuah botol yang memiliki gambar lelaki berotot dan bertuliskan ââ‚Å“Obat Kuatâ₝. Samson adalah anak yang sulit diatur seperti halnya Kucai. Kucai adalah anak yang selama sekelas bersama para Laskar Pelangi lainnya selalu menjadi ketua kelas, walaupun Kucai sendiri pesimis terhadap tanggung jawab dari seorang ketua kelas.
Suasana kelas para anggota Laskar Pelangi selalu diwarnai oleh pelangi kegeniusan Mahar yang lebih spesifik dengan seni dan Lintang yang spesifik dengan bidang eksak. Lintang adalah seorang anak yang ditunangkan dengan ilmu. Seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang-pergi hanya untuk memuaskan dahaganya akan ilmu – bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan lagu Padamu Negeri di akhir jam sekolah. Seorang anak yang gigih bahkan telah menyumbangkan sebuah kemenangan bagi sekolah kampung Muhammadiyah dalam lomba cerdas cermat dengan mengalahkan sekolah PN. Lintang seorang anak yang di bahunya terdapat beban hidup untuk menghidupi keluarganya semenjak ayahnya meninggal. Lintang adalah anggota Laskar Pelangi yang telah memberikan keberanian bagi para anggota Laskar Pelangi yang lainnya untuk bermimpi. Seperti halnya pengagum Mahar adalah A Kiong, maka pengagum Lintang adalah Ikal.
Ikal teman sebangku Lintang, mereka sebangku karena mereka memiliki kemiripan yaitu sama-sama berambut ikal. Ikal, anak seorang buruh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil. Ikal seorang anak lelaki yang merasakan cinta pada pandangan pertama di toko kelontong dengan seorang gadis Tionghoa bernama A Ling. A Ling adalah sepupu dari A Kiong, merupakan seorang gadis yang memiliki kuku yang manis dan bermuka simetris.
Ada hal tragis dan bahagia yang terjadi 12 tahun kemudian. Hal tragis dialami Lintang. Lintang yang semenjak putus sekolah, menjadi seorang supir truk pasir di bedeng kuli. Walaupun begitu, Lintang telah berhasil mewujudkan impian ayahnya yaitu agar Lintang tidak memiliki pekerjaan yang sama seperti ayahnya sebagai seorang nelayan. Seorang calon Matematikawan pertama di Belitong yang berakhir di bedeng kuli.
Ketragisan kisah antara anak dan ibu, Trapani dengan ibunya yang tinggal di rumah sakit jiwa Sungai Liat yang disebut Zaal Batu, dikarenakan perilaku mother complex yang sangat ekstrem. Namun akhirnya Trapani dan ibunya dapat keluar karena mengalami kemajuan.
Kebahagian menyelimuti A Kiong yang telah menjadi seorang penganut agama Islam dan memiliki nama baru Nur Zaman. Nur Zaman beristrikan seorang wanita bernama Sahara. Mereka memiliki 5 anak dan membuka toko kelontong dengan judul Sinar Perkasa. Mereka mempekerjakan seorang kuli yang bernama Samson. Jika waktu luang mereka bertiga mengunjungi Harun. Harun bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga, melahirkan anak tiga, semuanya anaknya berbelang tiga dan yang berbeda sekarang adalah mereka mengunjungi Harun pada tanggal tiga. Kalau dulu Harun adalah anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa, sekarang Harun adalah orang dewasa yang terperangkap dalam alam pikiran anak kecil.
Syahdan, pria liliput putra seorang nelayan, jebolan sekolah gudang kopra Muhammadiyah telah menduduki posisi sebagai Information Technology Manager di sebuah perusahaan multinasional terkemuka yang berkantor pusat di Tangerang. Dari sudut pandang material Syahdan adalah anggota Laskar Pelangi yang paling sukses. Namun Syahdan tak pernah menyerah pada cita-citanya untuk menjadi aktor sungguhan.
Kucai yang dulu selalu menjadi ketua kelas, telah menjadi Drs. Mukharam Kucai Khairani, MBA dan selalu berpakaian safari. Dulu di kelas otaknya paling lemah sekarang gelar akademiknya termasuk paling tinggi di antara anggota Laskar Pelangi. Sekarang ia bekerja sebagai salah satu anggota DPRD di Belitong.
Flo yang dulu tomboy telah menjadi wanita sejati dan telah bersuami dengan dikaruniai 4 anak lelaki dengan 2 kali persalinan anak kembar. Flo menempuh perguruan tinggi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sriwijaya. Setelah lulus, Flo menjadi guru TK di Tanjong Pandan dan bercita-cita membangun gerakan wanita Muhammadiyah.
Mahar telah menjadi seorang pengajar dan mengorganisasi berbagai kegiatan budaya, serta melatih beruk memetik buah kelapa.
Ikal sang pemimpi menjadi seorang pegawai pos, tukang sortir, bagian kiriman peka waktu, shift pagi yang bekerja mulai subuh walaupun sebenarnya dulu Ikal tidak ingin menjadi orang yang bekerja subuh. Sang pemimpi ini kemudian kembali berani bermimpi meraih Edensor semenjak Ikal mengetahui bahwa adanya beasiswa Uni-Eropa. Tujuan barunya dalam pengejaran meraih beasiswa tersebut.




ANALISIS KONSEP DARI NOVEL LASKAR PELANGI

Manusia dan harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Sifat manusia dan harapan ini terlihat pada kutipan novelnya yaitu
“Dikarenakan kekurangan guru, maka selama 6 tahun di SD seorang guru bernama N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamidatau dipanggil Bu Mus mengajarkan semua mata pelajaran-mulai dari Menulis Indah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi-sampai-Matematika, Geografi, Prakarya dan Praktik Olahraga. Bu Mus hanya memiliki selembar ijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) namun beliau beraharap dan bertekad untuk terus mengobarkan pendidikan Islam walaupun hanya memperoleh upah 15 kilogram beras setiap bulan. Beliau bersama pamannya Bapak K.A. Harfan Effendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor pamannya, selaku kepala sekolah Muhammadiyah merupakan pahlawan tanpa tanda jasa yang menjadi pelita bagi para Laskar Pelangi.”
”Lintang yang spesifik dengan bidang eksak. Lintang adalah seorang anak yang ditunangkan dengan ilmu. Seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang-pergi hanya untuk memuaskan dahaganya akan ilmu – bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan lagu Padamu Negeri di akhir jam sekolah. Seorang anak yang gigih bahkan telah menyumbangkan sebuah kemenangan bagi sekolah kampung Muhammadiyah dalam lomba cerdas cermat dengan mengalahkan sekolah PN. Lintang seorang anak yang di bahunya terdapat beban hidup untuk menghidupi keluarganya semenjak ayahnya meninggal. Lintang adalah anggota Laskar Pelangi yang telah memberikan keberanian bagi para anggota Laskar Pelangi yang lainnya untuk bermimpi.”
“Ikal juga memiliki tekad yang luar biasa untuk mewujudkan pendidikannya. Dia tak kenal lelah untuk mencapai cita-citanya. Sampai akhirnya apa yang ia cita-citakan dan ia harapkan terwujud yaitu mendapatkan beasiswa ke Paris untuk melanjutkan pendidikannya.”
“Syahdan, salah satu pejuang yang bercita-cita menjadi seorang aktor. Syahdan adalah anak yang selalu menerima perintah, terasing, serta kambing hitam dalam setiap akar persoalan”
“Borek yang sebutannya Samson, adalah seorang anak laki-laki bertubuh tinggi dan besar. Samson memiliki obsesi untuk memiliki tubuh yang macho dan gagah, hal itu diawali dengan pertemuannya dengan sebuah botol yang memiliki gambar lelaki berotot dan bertuliskan ââ‚Å“Obat Kuatââ‚Â.”

Manusia dan penderitaan
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia.
Keluarga Lintang adalah keluarga miskin keturunan Melayu yang menjadi nelayan.Ayah Lintang bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga. Ayahnya menginginkan perubahan dan ia memutuskan anak tertua laki-lakinya yaitu Lintang tidak akan menjadi seperti dirinya. Lintang setiap harinya pulang pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Menuju ke sekolah ,Lintang harus melewat berbagai macam rintangan. Ia harus melewati empat kawasan pohoh nipah, tempat berawa-rawa yang di anggap seram di kampung ini. Selain itu di sana juga tak jarang ada buaya sebesar pangkal pohon sagu melintasi jalan. Jarak antara rumah Lintang dengan sekolahnya yitu 40 km. Dengan semangat yang dimilki Lintang maka penderitaan yang dihadapinya tak dipikirkannya. Yang dipikirkannya yaitu hanya ingin merubah nasib dan membahagiakan keluarganya. Tetapi sungguh malang nasibnya Lintang, Cita-citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
Hal tragis dialami Lintang. Lintang yang semenjak putus sekolah, menjadi seorang supir truk pasir di bedeng kuli. Walaupun begitu, Lintang telah berhasil mewujudkan impian ayahnya yaitu agar Lintang tidak memiliki pekerjaan yang sama seperti ayahnya sebagai seorang nelayan. Seorang calon Matematikawan pertama di Belitong yang berakhir di bedeng kuli.

Manusia dan kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, dan cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang yang tidak tenteram hati maupun perbuatan, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan dalam novel ini terlihat pada
“Cerita terjadi di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan. Bu mus terlihat sangat gelisah dan cemas, wajahnya dan gerak geriknya tampak tegang. Ia berulang kali menghitung jumlah anak-anak yang duduk di bangku panjang. Ia demikian khawatir sehingga tak peduli peluh yang mengallir masuk ke pelupuk matanya. Akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.”

Manusia dan cinta kasih
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) atauppun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata Kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Manusia dan Cinta Kasih terlihat pada
“Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri tapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris, Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris. Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana.”
“Trapani : Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya, seperti misalnya ketika mereka akan tampil sebagai band yang dikomando oleh Mahar, ia tidak mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercita-cita menjadi guru ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwakarena ketergantungannya terhadap ibunya.”
“A Ling : Cinta pertama Ikal. Ikal yang merasakan cinta pada pandangan pertama di toko kelontong dengan seorang gadis Tionghoa ini. A Ling adalah sepupu dari A Kiong, merupakan seorang gadis yang memiliki kuku yang manis dan bermuka simetris. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal karena harus menemani bibinya yang tinggal sendiri. Sehingga membuat ikal patah hati.”

Manusia dan Individu
Sifat keindividuan dalam novel ini terlihat pada saat A Kiong membawakan sebuah lagu dengan gaya mars tanpa rasa sama sekali. Ia memandang keluar jendela dan pikirannya tertuju pada labu siam yang merambati dahan- dahan rendah filicium serta buah- buahnya yang gendut- gendut bergelantungan. Ia bakan tidak sedikit pun memandang ke arah kami. Ia mengkhianati penonton.
Telinganya tak mendengarkan suaranya sendiri. Kami juga tak memperhatikannya bernyanyi. Lintang sibuk dengan rumus phytagoras, Harun tertidur pulas sambil berdengkur, Samson menggambar seorang pria yang sedang mengangkat sebuah rumah dengan satu tangan kiri. Sahara asyik menyulam kruistik kaligrafi tulisan arab. Sementara Syahdan , Ikal, dan Kucai sibuk mendiskusikan rencana mereka untuk menyembunyikan sandal Pak Fahmi (Guru kelas empat yang galak itu) di Masjid Al-Hikmah. Mahar adalah orang satu-satunya yang menyimaknya. Sedangkan Bu Mus menutup wajahnya dengan kedua tangan, beliau berusaha keras menahan kantuk dan tawa mendengan lolongan A Kiong.

Manusia dan Sosial
“Mahar : Pria tampan bertubuh kurus ini memiliki bakat dan minat besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas saat pelajaran seni suara. Ini berarti Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.”
“Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak marjinal tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya.”


Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel "Laskar Pelangi"
A. Unsur Intrinsik
1.      Tema
Tema utama dalam novel “Laskar Pelangi” ini adalah pendidikan. Namun uniknya tema pendidikan ini diselingi oleh kisah persahabatan yang erat antara anggota ‘Laskar Pelangi’. Tema pendidikan ini sendiri dipadukan dengan tema ekonomi. Namun tema pendidikan lah yang lebih menonjol.
2.      Plot (alur)
a.   Pengenalan Situasi Cerita
`         Cerita diawali dengan dibukanya penerimaan murid baru di SD Muhammadiyah yang ada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan. Sebuah daerah yang kaya akan sumber daya  alamnya yaitu timah. Belitong merupakan daerah yang menjadi tempat penambangan timah terbesar dan menghasilkan banyak sekali keuntungan. Meski pun begitu, kehidupan di sana seperti terpetak-petak antara yang kaya dan yang miskin.
Pagi itu,  satu demi satu calon siswa yang didampingi oleh orang tuanya berdatangan mendaftarkan diri di sekolah yang hampir roboh dan mungkin sudah tidak layak untuk dipakai sebagai tempat belajar-mengajar.
b.   Menuju Adanya Konflik
Dalam novel “Laskar Pelangi” ini, banyak sekali bermunculan masalah-masalah atau konflik-konflik. Namun konflik awal yang pertama muncul adalah saat suasana mulai tegang karena ternyata pendaftar tidak mencukupi batas minimal siswa yang disyaratkan oleh Depdikbud Sumsel. Apabila calon siswa yang mendaftar kurang dari sepuluh anak, maka SD Muhammadiyah harus ditutup.
c.    Puncak Konflik
Puncak konfliknya ialah setelah ditunggu hingga siang, ternyata jumlah pendaftar tidak lebih dari sembilan orang. Jumlah ini tentu saja belum mencukupi persyaratan Depdikbud. Hal ini tentu saja sangat mencemaskan Pak Harfan sang kepala sekolah dan Bu Muslimah sang guru. Sampai pada akhirnya Pak Harfan memutuskan untuk memberikan pidato sekaligus mengumumkan bahwa penerimaan siswa baru dibatalkan. 
     Selanjutnya konflik-konflik lain bermunculan dari masing-masing tokoh. Namun konflik selanjutnya yang secara garis besar melibatkan hampir semua tokoh ialah saat akan diadakannya lomba karnaval dan cerdas cermat antar sekolah.
d.   Penyelesaian
Sesaat hampir saja Pak Harfan memulai pidatonya untuk memberitahuakan bahwa penerimaan siswa baru di SD Muhammadiyah dibatalkan, seorang ibu muncul  untuk mendaftarkan anaknya (Harun) yang mengidap keterbelakangan mental. Tentu saja kedatangan Harun dan ibunya ini memberikan napas lega kepada Pak Harfan, Bu Muslimah dan juga para calon siswa serta orang tuanya. Harun telah menggenapi jumlah siswa untuk menghindarkan SD Muhammadiyah dari penutupan.
Sekolah yang jika malam dipakai sebagai kandang ternak ini akhirnya memulai kegiatan belajar-mengajar meski dengan fasilitas yang seadanya. Tiba saatnya mengikuti karnaval antar sekolah. Keikutsertaan SD Muhammadiyah sempat diperdebatkan karena ketidakadaan dana dan sikap pesimistis yang muncul. Namun, Bu Muslimah bersikeras mengikutkan murid-muridnya. Karena nilai keseniannya paling tinggi dan dianggap sebagai murid yang kreatif, Mahar pun ditunjuk sebagai ketua untuk mengurusi persiapan karnaval. Dengan ide cemerlang dan kreativitasnya, Mahar berhasil menggiring teman-temannya merebut piala kemenangan.
SD Muhammadiyah kembali mengikuti perlombaan. Kali ini adalah perlombaan cerdas cermat. Bu Muslimah, Ikal dan kawan-kawan sempat khawatir karena tak lama perlombaan akan dimulai namun ujung tombak tim mereka belum juga datang. Untungnya meski hampir terlambat, akhirnya si cerdas itu pun datang (Lintang). Awalnya tim dari SD Muhammadiyah tertinggal angka melawan SD PN dan SD Negeri. Namun pada saat memasuki soal yang berbau angka SD Muhammadiyah mengejar ketertinggalan dan berhasil keluar sebagai juara.
3.      Latar Cerita

a.   Latar Tempat
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di sebuah sekolah bernama SD Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan. Namun, ada pula yang latarnya adalah di rumah, pohon, gua, tepi pantai, pasar dan lain-lain tapi masih di kawasan Belitong.
b.   Latar Waktu
Dikarenakan novel “Laskar Pelangi” ini merupakan novel yang menceritakan kisah nyata meski ada bumbu imajinasi, maka latar waktu yang disampaikan pun jelas yaitu terjadi pada tahun 1974.
c.    Latar Suasana
Latar suasana yang ada dalam novel ini beragam dikarenakan konflik-konfik yang muncul juga beragam. Ada kalanya senang, sedih, hingga cemas. Berikut beberapa penggalan kisah yang menjelaskan suasana dalam novel :
·         Suasana Sedih
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana sedih ialah saat Ikal, teman-temannya dan Bu Muslimah berpisah dari Lintang yang memutuskan berhenti sekolah karena harus mengurusi keluarga yang ditinggal mati ayahnya.
·         Suasana Senang
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana senang ialah saat tim cerdas cermat SD Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan.
·         Suasana Cemas
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana cemas ialah saat Pak Harfan, Bu Muslimah dan calon murid SD Muhammadiyah beserta orang tuanya menunggu untuk menggenapkan calon siswa yang mendaftar agar sekolah tidak ditutup.

4.      Penokohan
Tokoh-tokoh yang berperan dalam novel ‘Laskar Pelangi’ antara lain :
a)      Ikal
Ikal atau yang di dalam novel ini berperan sebagai ‘aku’ merupakan tokoh utama. Ikal adalah salah seorang anggota ‘Laskar Pelangi’. Di sekolah ia termasuk murid yang lumayan pandai, namun kepandaiannya masih di bawah dari temannya yaitu Lintang. Ia selalu berada di peringkat kedua di sekolah setelah Lintang. Ikal termasuk orang yang tidak mudah putus asa, selalu bersemangat melakukan hal yang ia sukai dan tegar. Ikal begitu menyukai dunia sastra terutama puisi. Dalam novel ini, Ikal diceritakan menyukai seorang gadis keturunan Tionghoa bernama A Ling. Ia sering sekali mengirimkan puisi tentang luapan perasaannya kepada A Ling.
b)      Taprani
Taprani merupakan sosok yang tampan, rapi,  perfeksionis, lumayan pintar, bicara seperlunya (pendiam), santun, sangat berbakti kepada orang tua dan manja. Ia bercita-cita menjadi guru di daerah terpencil untuk memajukan pendidikan orang melayu pedalaman. Taprani selalu diperhatikan ibunya. Apa pun yang akan dilakukannya harus selalu diketahui ibunya. Ia sangat tergantung pada ibunya.
c)      Sahara
Sahara merupakan satu-satunya murid perempuan yang bersekolah di SD Muhammadiyah. Tubuhnya ramping dan selalu berjilbab rapi. Di sekolah ia termasuk murid yang pintar. Meski pun ia adalah sosok yang perhatian, namun ia termasuk tipe orang yang temperamental, ketus, skeptis, susah diyakinkan dan tidak mudah terkesan. Sahara Sangat menjujung tinggi nilai kejujuran. Ia paling tidak suka berbohong. Dalam novel ini dicritakan bahwa ia bertengkar dengan A Kiong yang tidak pernah sependapat atau satu pemikiran dengannya.
d)     A Kiong
A Kiong adalah satu-satunya murid keturunan Tionghoa yang bersekolah di SD Muhammadiyah. Sifatnya begitu polos dan selalu mempercayai apa yang dikatakan Mahar. Ia selalu menjadi pendukung sekaligus pengikut setia Mahar. A Kiong memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan suka menolong. Ia sering kali bertengkar dengan Sahara.
e)      Harun
Harun yang sudah mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada usia lima belas tahun ini mengidap keterbelakangan mental. Sifatnya santun, pendiam, dan murah senyum. Laki-laki yang memiliki model rambut seperti Chairil Anwar ini hobi sekali mengunyah permen asam jawa. Ia pun selalu berpakaian rapi. Di kelas, ia sama sekali tidak bisa menangkap pelajaran membaca atau pun menulis. Ia pun sering kali bercerita tentang kucing belang tiganya yang melahirkan tiga anak yang juga bebelang tiga secara berulang-ulang.
f)       Borek
Borek memilki tubuh yang tinggi tinggi dan besar. Ia sangat terobsesi dengan body building dan tergila-gila dengan citra cowok macho.
g)      Syahdan
Karakter Syahdan tidak begitu menonjol dalam novel ini. Ia adalah salah satu anggota ‘Laskar Pelangi’ yang selalu setia menemani Ikal membeli kapur tulis di took Sinar Harapan milik orang tua A Ling. Syahdan merupakan saksi cinta pertama Ikal kepada A Ling. Ia memiliki cita-cita sebagai aktor.
h)      Kucai
Kucai adalah salah satu anggota ‘Laskar Pelangi’ yang diamanahi sebagai ketua kelas. Ia sempat frustrasi ketika menjadi ketua kelas karena kesulitan dalam mengatur teman-temannya. Meski begitu, laki-laki yang menderita rabun jauh ini selalu terpilih menjadi ketua kelas dan pada akhirnya ia menerima keputusan itu. Anak yang banyak bicara dan susah diatur ini berbakat menjadi seorang politikus.
i)        Lintang
Lintang merupakan anak yang paling jenius dan gigih di antara teman-temannya. Meski pun jarak rumahnya dari sekolah sangat jauh (80 km), ia tetap semangat untuk pergi ke sekolah dan menjadi anak yang paling pagi datang. Setiap berangkat sekolah, ia harus melalui jalan yang merupakan tempat buaya tinggal. Ayahnya adalah seorang nelayan miskin yang bertanggung jawab menafkahi empat belas nyawa yang tinggal di rumahnya. Di sekolah, Lintang begitu serius belajar dan aktif. Otaknya yang jenius dan cermat membawa tim SD Muhammadiyah menjadi pemenang dalam lomba cerdas cermat. Lintang sangat suka membaca dan mempelajari berbagai ilmu penngetahuan. Lintang pun tak segan membagi ilmunya kepada teman-temannya. Idenya sangat kreatif. Lucunya, kelihaiannya dalam berpikir tidak dibarengi dengan tulisan tangan yang indah.
j)        Mahar
Mahar memiliki bakat dalam bidang seni, baik itu menyanyi, melukis, seni rupa dan lain sebagainya. Pemikirannya imajinatif dan kreatif. Anak tampan ini termasuk orang yang menggemari dongeng-dongeng yang tak masuk akal (mungkin karena ia terlalu imajinatif). Mahar sering kali diejek dan ditertawakan teman-temannya karena pemikirannya dianggap aneh.
k)      Bu Muslimah
Wanita bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari ini adalah guru di SD Muhammadiyah. Ia sangat gigih dalam mengajar meski pun gajinya belum dibayar. Ia sangat berdedikasi terhadap dunia pendidikan dan dengan segenap jiwa mengajar murid-murid di SD Muhammadiyah. Wanita cantik yang menyukai bunga ini memiliki pendirian yang progresif dan terbuka terhadap ide-ide baru. Ia termasuk orang yang sabar dan baik hati.
l)        Pak Harfan
Pria bernama lengkap K.A Harfan Efendy Noor ini menjabat sebagai kepala SD Muhammadiyah. Bersama Bu Muslimah, ia tetap mempertahankan sekolah yang hamper ditutup karena kekurangan siswa. Pak Harfan juga memiliki dedikasi tinggi terhadap pendidikan.
m)    A Ling
Gadis keturunan Tiongoa ini merupakan cinta pertama Ikal. Ia memiliki tubuh yang ramping dan tinggi. Anak dari pemilik toko Sinar Harapan ini ternyata juga menyukai Ikal. Namun sayangnya ia pindah ke Jakarta.
n)      Flo
Ia merupakan murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboi yang berasal dari keluarga kaya ini merupakan tokoh terakhir yang muncul sebagai anggota ‘Laskar Pelangi’.
5.      Sudut Pandang yang Digunakan
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata ‘aku’. Tokoh ‘aku’ dalam novel ini diceritakan paling dominan sehingga si tokoh ‘aku’ dapat dikatakan sebagai tokoh atau pelaku utama.
6.      Amanat
Banyak sekali amanat yang terkandung dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Diantaranya adalah :
·         Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa)
Keadaan boleh saja serba kekurangan, namun kekurangan janganlah menjadi alasan untuk tidak berusaha. Justru jadikanlah kekurangan itu sebagai motivasi untuk bisa menutupinya. Dalam novel ini diceritakan tentang kehidupan pendidikan yang keadaannya serba minim. Namun, tokoh-tokoh di dalamnya tidak menyerah dengan keadaan seperti itu. Mereka tetap bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kemiskinan bukan alasan untuk tidak belajar.
·         Jauhi sifat pesimis
Saat menengadahkan perasaan kepada orang-orang yang ada di atas kita, bukan berarti kita harus merasa kecil dan lemah di hadapan mereka. Kita ada di bawah, bukan berarti kita tidak bisa seperti orang yang ada di atas. Menengadahkan perasaan ke atas mestinya dijadikan cambuk semangat untuk bisa seperti orang itu atau bahkan bisa lebih baik lagi. Contonya pada novel ini yang menceritakan sebuah sekolah kampung (SD Muhammadiyah) biasa yang selalu optimis untuk bisa lebih baik dari sekolah yang dari awal memang sudah baik (SD PN).
·         Sebagai guru haruslah dengan ikhlas mengajar dan berdedikasi tinggi terhadap pendidikan.
Dalam novel ini diceritakan seorang guru yang begitu tinggi dedikasinya terhadap pendidikan. Guru diibaratkan  kompas yang menunjukkan kemana murid-muridnya akan pergi. Bu Muslimah merupakan sosok yang menjadi guru teladan yang dengan segenap kemampuannya berjuang untuk memajukan pendidikan di sebuah kampug kecil.
B. Unsur Ekstrinsik
            Selain unsur intrinsik, dalam novel “Laskar Pelangi” ini amat kental dengan pengaruh unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik yang ada dalam novel tidak lepas dari latar belakang kehidupan pengarang entah itu dari segi budaya yang dipegang, kepercayaan, lingkungan tempat tinggal dan lain sebagainya. Ada pun beberapa unsur ekstrinsik yang dibahas antara lain :
1.      Latar Belakang Tempat Tinggal
Lingkungan tempat tinggal pengarang mempengaruhi psikologi penulisan novel. Apalagi novel “Laskar Pelangi” merupakan adaptasi dari cerita nyata yang dialami oleh pengarang langsung. Letak tempat tinggal pengarang yang jauh berada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan ternyata benar-benar dijadikannya latar tempat bagi penulisan novelnya.
2.      Latar Belakang Sosial dan Budaya
Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang bertempat tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dan komunitas pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara kedua komunitas ini memang ada dan saling ketergantungan. Komunitas buruh tambang memerlukan uang untuk melanjutkan kehidupan, sedang komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang untuk menjalankan usaha mereka.
3.      Latar Belakang Religi (agama)
Latar belakang religi atau agama si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Nuansa keislamannya begitu kental. Dalam beberapa penggalan cerita, pengarang sering kali menyelipkan pelajaran-pelajaran mengenai keislaman.


4.      Latar Belakang Ekonomi
Sebagian masyarakat Belitong mengabdikan dirinya pada perusahaan-perusahaan timah. Digambarkan dalam novel bahwa Belitong adalah pulau yang kaya akan sumber daya alam. Namun tidak semua masyarakat Belitong bisa menikmati hasil bumi itu. PN memonopoli hasil produksi, sementara masyarakat termarginalkan di tanah mereka sendiri. Latar belakang ekonomi dalam novel ini diambil dari kacamata masyarakat belitong kebanyakan yang tingkat ekonominya masih rendah. Padahal sumber daya alamnya tinggi.
5.      Latar Belakang Pendidikan
Dalam novel ini terkandung banyak sekali nilai-nilai edukasi yang disampaikan pengarang. Pengarang tidak hanya bercerita, tapi juga menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang diselipkan di antara ceritanya.  Begitu banyak cabang ilmu pengetahuan yang diselipkan antara lain seperti sains (fisika, kimia, biologi, astronomi). Pengarang gemar sekali memasukkan istilah-istilah asing ilmu pengetahuan yang tertuang dalam cerita. Ini menandakan bahwa pengarangnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.



0 komentar:

Posting Komentar